Tuesday, November 20, 2007
Belajar dari orang lain
Banyak hal yang tidak saya ketahui di dunia ini. Dan saya tidak perlu harus kemana-mana untuk tahu tentang ketidaktahuan itu, cukup dari orang-orang di sekitar.
Saya sering dengar dari mana-mana, bahwa sekarang era teknologi informasi dan siapa yang menguasai informasi dialah yang akan unggul. Dari kecil saya selalu kagum dengan orang cerdas, cerdas mengemukakan pemikirannya, dan cerdas menyampaikan dalam berbagai bentuk, entah itu bicara, tulisan, lagu, grafis, foto, atau bentuk-bentuk yang laen. Ajaib sekali bagi saya ketika memikirkan bagaimana mereka bisa menghasilkan itu semua.
Dan puncaknya adalah saya begitu ingin untuk bisa seperti mereka. Saya ingin belajar untuk bisa, terlepas dari segala keterbatasan yang saya (pikir dan rasa) punya. Tentunya saya harus belajar dari mereka, kalo bisa dari yang terbaik di bidangnya.
Sunday, November 18, 2007
Mari tersenyum
Mau tahu alat yang ampuh untuk mencairkan suasana?
Tidak sulit dan tidak mahal, cukup dengan senyuman. Tentunya senyuman yang hangat dan tulus, serta jangan lupa disertai dengan niat yang baik. Simpel, tapi ternyata cukup sulit untuk dilakukan, apalagi jika hati tidak sreg. Dan hati memang tidak bisa dibohongi, plus orang juga bisa merasakan jika senyum kita itu tulus atau tidak.
Senyum juga bisa membuat hari terasa lebih indah karena perasaan akan menjadi lebih damai ditambah orang-orang pun akan merasa terhibur jika melihat kita tersenyum. Walaupun wajah tidak rupawan, tetap lebih sejuk jika dihiasi senyuman daripada wajah ganteng tapi tanpa senyuman.
Senyum membuat cepat akrab, menghilangkan kecemasan, dan yang paling penting "Berpahala". Syukur-syukur, bisa membuat gebetan terpesona atau bahkan orang yang lagi marah bisa luruh atau hilang marahnya.
Mau dicari alasan apapun, dalam kondisi apapun, tidak ada salahnya untuk tersenyum. Walaupun terkadang tidak merubah keadaan, tapi jelas jauh lebih baik jika menghadapinya dengan senyuman.
Maka, marilah menghiasi hari dengan senyuman...
Tuesday, November 13, 2007
Class of Management 2004
Friday, November 9, 2007
Mengantisipasi Risiko
Banyak orang bilang bahwa hidup itu penuh dengan risiko. Kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi pada diri kita. Untuk itu kita harus bisa mengantisipasi risiko tersebut. Untuk itu, apa yang sebaiknya kita lakukan?
Menurut Safir Senduk, dalam bukunya Mengantisipasi Risiko, ada beberapa alasan mengapa kita harus melakukan Antisipasi Risiko, antara lain:
1. Akibat dari risiko bisa berpengaruh pada keuangan, misalnya kebakaran yang mengakibatkan habisnya harta benda, atau kehilangan pekerjaan.
2. Beberapa risiko bisa terjadi sekaligus secara bersamaan, misalnya terbakarnya tempat usaha yang sekaligus mengakibatkan kita kehilangan barang-barang berharga seperti mobil yang ikut terbakar.
3. Beberapa risiko pasti terjadi, misalnya kematian.
Cara antisipasi risiko yang paling sering dilakukan orang adalah dengan mengambil asuransi, yaitu suatu bentuk pembagian/pengalihan (transfer) risiko kepada pihak lain, dalam hal ini kepada perusahaan asuransi. Pada dasarnya jasa asuransi terbagi menjadi tiga :
1. Asuransi Jiwa, apabila terjadi risiko meninggal dunia pada diri seseorang.
2. Asuransi Kesehatan, apabila terjadi risiko yang berhubungan dengan kesehatan seseorang seperti rawat jalan, rawat inap, atau operasi.
3. Asuransi Kerugian, seperti kecelakaan, kebakaran rumah, kecelakaan mobil dan sebagainya.
Ada beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan dalam mengantisipasi risiko, antara lain:
1. Mengambil asuransi tanpa perhitungan
2. Tidak percaya pada asuransi
3. Menganggap asuransi sebagai judi
4. Terlalu banyak mengambil asuransi
5. Sudah merasa cukup dengan perlindungan dari perusahaan
Untuk memperbaiki kesalahan tersebut, kita perlu mengetahui terlebih dahulu apa akibat yang akan muncul dari terjadinya risiko, seberapa besar akibatnya bila diukur dengan uang, barulah setelah itu kita bisa mengambil keputusan yang tepat tentang apa yang harus dilakukan untuk mengantisipasi risiko tersebut: apakah kita harus menghindari risiko,mengurangi risiko, hadapi risiko, bagi risiko atau transfer risiko. Untuk langkah bagi dan transfer risiko, kita bisa menggunakan perusahaan asuransi.
Tuesday, November 6, 2007
Pesan dari Forum Hidup Sehat Tanpa Sinetron
Bila :
1.Bila pembantu dirumah melongo terus tanpa henti di depan tayangan sinetron...
2.Bila tidak ada topik lain selain gosip sinetron waktu kamu lagi arisan, kumpul-kumpul teman, keluarga, silahturahmi, dll..
3.Bila kamu jadi lebih sensi, jadipemarah, pemurung, sedih tiba-tiba tanpa sebab setelah nonton sinetron...
4.Bila anak, ponakan kamu yang masih SD tiba-tiba hafal dialog-dialog sinetron yang pedas, diluar kadar umur mereka,....
5.Bila kamu dicuekin pacar, sodara, ortu, pembantu kamu, gara2asik ngomentarin tayangan sinetron daripada gubris kamu....
6.Bila kamu marah-marah mulu karena aksi pesinetron yang gitu-gitu aja, standart, ga mutu, dll....
7.Bila kamu udah eneg dengan itu semua, dan muak dengan alasan produser, PH, dan TV yang tetap memproduksi sinetron karena alasan rating itu, maka !
SEBARKAN PESAN INI KESEANTERO INDONESIA,
"SELAMAT KAN BANGSA INI DARI SINETRON KARENA KITA PUNYA HAK UNTUK MENONTON TAYANGAN YG LEBIH BERMUTU, MENDIDIK DAN SEHAT"
atau
"AKU BERSYUKUR, HIDUPKU SEHAT SETELAH TIDAK NONTON SINETRON"
Kami yakin seyakin-yakinnya, kamu, anda, kita semua tidak butuh sinetron, kita butuh tontonan yang layak !
FORUM HIDUP SEHAT TANPA SINETRON
Sunday, November 4, 2007
Starting My Research
Friday, November 2, 2007
Pengen Lulus...
Sebagai perbandingan, saya punya sepuluh orang sahabat dekat dimana persahabatan kami dimulai semenjak SMA dan bahkan ada yang sudah jadi sahabat sejak SMP. Sama-sama lulus tahun 2000, kemudian pergi kuliah ke Jakarta (3), Bandung (2), dan Jogja (5). Mereka semua sudah lulus kuliah dan bekerja, tiga orang diantaranya sudah menikah. Dan tinggal saya seorang yang masih "memperdalam ilmu".
Perbandingan lainnya adalah, semasa kuliah saya juga mempunyai lima orang sahabat dan kita kebetulan juga satu kelas di Manajemen. Mereka semua juga sudah lulus kuliah, tapi belum ada yang menikah. Dan tinggal saya seorang yang masih "memperdalam ilmu".
Memang benar kata orang bijak (yang saya lupa namanya), "Manusia sama-sama mempunyai 24 jam sehari dalam hidupnya, tapi yang membedakan adalah apa yang mereka lakukan untuk memanfaatkan 24 jam sehari dalam hidupnya tersebut".
Jadi teringat karya-karya iklan kampanye lulus tepat waktu di Phinastika Ad Festival 2007, benar-benar menyentil ke relung hati. Jika boleh meminta : Tuhan, saya pengen lulus tahun ini...