Sungguh detik-detik yang mendebarkan, ketika dengan segala upaya menangkis serangan dari para penguji yang kesohor di ruang sidang, mengejar detak jantung yang berlari kencang di ruang tunggu, berbincang-bincang lirih dalam doa dengan sang penguasa alam di kesunyian, dan berusaha untuk percaya kepada kemungkinan berkunjungnya keberuntungan.
22 Juli 2008, ketika hari menjelang senja, di hadapan tiga orang mahaguru yang sangat saya hormati, dianggap sudah saatnya untuk meninggalkan padepokan tempat saya menimba ilmu, untuk selanjutnya berkarya di tengah masyarakat. Bukan untuk berhenti belajar, tetapi untuk menimba ilmu di samudera kehidupan yang sesungguhnya.
Dengan penuh kebahagiaan, diiringi ucapan selamat dari keluarga, sahabat dan penjaga hati, akhirnya saya berhasil melewati ujian ini.
Terima kasih untuk semuanya...
No comments:
Post a Comment