Sunday, December 16, 2007

Pelajaran Dari Koin Seratus Rupiah


Tentunya kita semua familiar dengan uang yang satu ini, koin seratus rupiah. Iseng-iseng browsing gambar di google, akhirnya menemukan gambar ini di jurnalindonesia.file.wordpress.com. Langsung saja memori melompat ke masa kecil, dikala masih menuntut ilmu di sekolah dasar (tahun 1989). Waktu itu, uang saku yang saya terima dari ibu setiap kali berangkat sekolah adalah seratus rupiah. Dengan uang jajan tersebut, saya bisa membeli empat snack atau dua es krim. Biasanya saya membeli snack, karena saya dilarang untuk minum es waktu itu. Kalaupun bosen dengan snack, saya biasanya membeli kerupuk atau pempek. Sungguh masa-masa yang menyenangkan.
Dan sekarang, di tahun 2007 ini, saya juga mempunyai adik sepupu yang kebetulan sekolah di SD saya yang dulu. Kemarin saya iseng-iseng tanya, "Adek kalo ke sekolah berapa uang sakunya?" Dia menjawab, "Lima ribu bang". Kemudian saya tanya lagi, "Uang segitu bisa beli apa aja?" Dia berpikir sebentar dan kemudian menjawab, "Dapat lima snack bang, tapi biasanya uangnya ga diabisin, biar ada yang ditabung". Saya tertawa mendengarnya, kecil-kecil sudah sadar perencanaan keuangan.
Tapi ada hal yang kemudian saya sadari dari gambar koin seratus rupiah ini. Nilai uang itu semakin kecil seiring dengan bertambahnya waktu, atau bahasa keuangannya time value of money. Salah satu faktor penyebabnya adalah tingkat inflasi. Hal ini menyebabkan di masa depan saya harus menyediakan lebih banyak uang untuk, katakanlah, membeli barang yang sama. Peningkatan penghasilan tentunya harus melebihi tingkat inflasi, sehingga saya tetap bisa menikmati peningkatan penghasilan tersebut. Berarti, target pribadi mulai tahun 2008, harus kerja cerdas dan wajib belajar investasi.
Masa depan harus diantisipasi dan disiapkan dari sekarang tentunya...

No comments: